Produksibatubara di Indonesia memang sangat melimpah. Sunday, 22 Jumadil Awwal 1443 / 26 December 2021
VeAC3uq. - Sumber daya alam SDA yang terdapat di Indonesia dibagi dalam dua jenis, yaitu SDA yang dapat diperbaharui dan SDA yang tidak dapat yang dapat diperbaharui adalah sumber daya yang bisa dilestarikan atau tidak dapat habis. Contoh SDA yang dapat diperbaharui adalah hewan, tumbuhan, air, tanah, udara, dan sinar matahari. Sebaliknya, SDA yang tidak bisa diperbaharui adalah sumber daya yang tidak bisa dihasilkan lagi setelah digunakan atau dimanfaatkan. SDA jenis ini akan habis setelah dipakai. Sebagian besar SDA yang tidak dapat diperbaharui terdiri atas hasil tambang sumber energi, hasil tambang logam, hingga hasil tambang industri. Manusia saat ini masih bergantung pada penggunaan SDA yang tidak dapat diperbaharui, khususnya barang-barang tambang. Jika SDA yang tidak dapat diperbaharui habis, akan berpengaruh pada kehidupan sehari-hari manusia. Sehingga, penting untuk menciptakan sumber daya alternatif yang dapat menggantikan fungsi SDA yang tidak dapat diperbaharui. Proses pembentukan barang tambang Barang tambang tidak serta merta muncul tanpa melewati suatu proses. Umumnya barang-barang tambang terbentuk berkat peristiwa alam yang terjadi selama ribuan hingga jutaan tahun. Proses tersebut terjadi pada barang tambang sumber energi seperti minyak bumi dan batu bara. Menurut e-modul Tema 3 Ilmu Pengetahuan Sosial IPS yang diterbitkan oleh kemendikbud, minyak bumi terbentuk dari endapan jasad renik dan hewan-hewan yang mati pada jutaan tahun lalu. Jasad hewan-hewan tersebut tertimbun dan terkubur di bawah tanah atau bahkan di dasar laut dan melalui serangkaian proses fisik dan kimiawi. Proses tersebut berlangsung sangat lama untuk menghasilkan butiran-butiran gas alam maupun minyak mentah yang saat ini dimanfaatkan sebagai sumber energi. Proses yang panjang juga terjadi pada pembentukkan batu bara. Jika minyak bumi terbentuk dari jasad hewan dan renik, maka batu bara terbentuk dari tumbuhan yang telah mati. Tumbuhan yang telah mati tersebut tersimpan di dalam tanah untuk waktu yang sangat lama. Selama tersimpan di dalam tanah, sisa-sisa tumbuhan tidak mengalami pembusukan namun memfosil dan membentuk sedimen organik. Berkat proses biokimia penggambutan dan geokimia pembatubaraan, batu bara akhirnya terbentuk dan dapat dimanfaatkan. Potensi barang tambang Barang-barang tambang yang diproduksi di Indonesia tidak hanya berpotensi untuk dikonsumsi di dalam negeri, tetapi juga sebagai komoditas ekspor. Hal ini membuat barang tambang memiliki nilai ekonomi yang tinggi. Menurut buku Alamku Belimpah terbitan Kemendikbud, Indonesia memiliki 2,8 triliun meter kubik cadangan gas alam yang belum dieksplorasi. Jumlah tersebut menjadikan Indonesia berpotensi sebagai negara pengekspor gas alam terbesar di dunia. Tidak hanya gas alam, potensi pemanfaatan juga terdapat pada jenis barang tambang lainnya seperti logam mulia, minyak bumi, hingga batu bara. Melansir laman resmi Sumber Belajar Kemendikbud, berikut beberapa potensi pemanfaatan barang-barang tambang yang ada di Indonesia Ekspor barang tambang dapat menambah pendapatan negara Industri yang berkaitan dengan produksi dan pemanfaatan barang tambang dapat memperluas lapangan kerja Memajukan bidang transportasi dan komunikasi Emas, intan, dan perak dapat dijadikan perhiasan dan memiliki daya jual yang tinggi. Hasil tambang sumber energi seperti gas alam, batu bara, dan minya bumi dapat memenuhi kebutuhan energi dalam negeri. Hasil tambang seperti batuan dan pasir dapat dimanfaatkan sebagai bahan bangunan. Hasil barang tambang Barang-barang tambang umumnya terdiri atas tiga jenis, yaitu barang tambang logam, barang tambang sumber energi, dan barang tambang industri. Barang tambang galian logam terdiri atas berbagai jenis, termasuk tembaga, bauksit, besi, timah, emas, perak, nikel, dan mangan. Hasil barang tambang ini digunakan untuk berbagai kebutuhan termasuk logam mulia seperti emas dan perak digunakan sebagai perhiasan dan alat tukar dengan nilai ekonomis tinggi. timah digunakan sebagai bahan baku seng atau perunggu. bauksit dan nikel digunakan sebagai bahan baku aluminium dan bahan baku anti karat. Sementara barang tambang sumber energi adalah barang tambang yang dimanfaatkan sebagai sumber energi. Jenis barang tambang sumber energi antara lain minyak bumi, batu bara, dan gas alam. Hasil barang tambang ini terdiri dari berbagai produk termasuk bensin, solar, Liquid Petroleum Gas LPG, Liquid Natural Gas LNG, dan batu bara sebagai bahan bakar kapal dan kereta uap. Barang tambang industri merupakan bahan galian yang dimanfaatkan untuk kepentingan industri. Hasil tambang industri antara lain asbes, aspal, batu gamping, gipsum, kaolin, dan tras. Persebaran barang tambang Setiap wilayah di Indonesia memiliki potensi barang tambangnya masing-masing. Barang tambang di Indonesia baik barang tambang logam mulia, sumber energi, hingga industri tersebar di berbagai daerah. Menurut buku Alamku Melimpah, berikut ini merupakan persebaran barang tambang yang ada di Indonesia. Minyak Bumi Jawa meliputi wilayah Cepu, Wonokromo, Delta Sungai Brantas, dan Jatibarang. Pabrik penyulingan minyak bumi di Pulau Jawa terdapat di Wonokromo dan Cepu. Sumatera meliputi wilayah Muara Enim, Perlak, Lhokseumawe, Palembang, Dumai, Natuna, Jambi, Riau, dan Prabumulih. Pabrik penyulingan minyak bumi di Pulau Sumatera terdapat di Pangkalan Brandan, Dumai, Plaju, dan Sungai Gerong. Kalimantan meliputi wilayah Pulau Bunyu, Tarakan, sekitar Sungai Mahakam, Kutai. Pabrik penyulingan minyak bumi di Pulau Kalimantan terdapat di Balikpapan. Maluku tepatnya di Bula, Kabupaten Seram Timur, Pulau meliputi wilayah Sorong, Babo, dan Klamono. Tambang lepas pantai, yaitu pantai sebelah timur Balikpapan, Aceh Timur, Laut Jawa, dan Sumatera bagian tenggara. Gas alam Pusat pengeboran minyak Arun, Aceh. Pusat pengeboran gas alam Badak, Bontang, Kalimantan Timur. Pusat pengeboran minyak, Kepuluan Natuna. Batu Bara Sumatera Selatan tambang batu bara Bukit Asam, sepanjang Sungai Lematang dan berpusat di Tanjung Enim. Sumatera Barat tambang batu bara Umbilin, berpusat di Sawahlunto. Kalimantan Timur tambang batu bara Sungai Berau. Lampung tambang batu bara Pulau Laut. Jambi tambang batu bara Muara Bungo. Emas dan perak Sumatera Utara tambang emas dan perak Martabe, Tapanuli Selatan. Bengkulu tambang emas dan perak Rejang Lebong. Jawa Barat tambang emas dan perak Cikotok. Kalimantan Tengah tambang emas Pujon, Sungai Mahakam. Pulau Sumbawa tambang emas Batu Hijau. Pulau Halmahera tambang emas Gosowong. Maluku Utara tambang emas Kencana. Timah Pulau Singkep, Bangka Belitung. Lepas pantai sekitar Bangka Belitung. Biji besi Tambang biji besi lateritik terletak di wilayah Sulawesi Tengah, Sulawesi Tengah, Sulawesi Tenggara, dan Kalimantan SelataN. Tambang biji besi magnetik teletak di Kalimantan Tengah. Tambang biji besi titan terletak di Pantai Cilacap, Pantai Pelabuhan Ratu, Lampung, Sumatera Selatan, Jambi, Sumatera Barat, Sumatera Utara, dan Aceh. Batu permata Pengelolaan batu permata Intan terletak di Martapura, Kalimantan Selatan yang dikelola oleh PT Aneka Tambang. Marmer Tulungagung, Jawa Timur. Pangkep, Sulawesi Selatan. Baca juga Bupati Trenggalek Tolak Izin Tambang Emas dari Kementerian ESDM Sawit & Tambang Pemicu Suramnya Masa Depan Petani Rotan di Kalbar - Pendidikan Kontributor Yonada NancyPenulis Yonada NancyEditor Nur Hidayah Perwitasari
Pertambangan sejatinya menjadi salah satu sektor yang sangat penting dalam mendukung perekonomian, hal ini karena melalui serangkaian proses atau tahapan dari penambangan itulah menghasilkan sumber daya alam. Oleh karena itu penambangan menjadi istilah untuk proses menggali sesuatu dari dalam tanah. Disisi lain, untuk menambang sesuatu dari tanah disebut ekstraksi cair dan padat, yang bisa dilakukan pada atau di bawah permukaan tanah. Logam dan mineral yang diekstraksi diantaranya yaitu batubara, berlian, emas, perak, platinum, tembaga, timah, besi, dan lain-lain. Penambangan juga dapat mencakup hal-hal lain seperti minyak dan gas alam. Penambangan diperlukan untuk mendapatkan bahan yang tidak dapat ditanam melalui proses pertanian, atau dibuat secara artifisial di laboratorium atau pabrik. Ketiga istilah dari tambang, pertambangan, dan penambangan memiliki makna yang berbeda. Dimana tambang merupakan tempat menggali mengambil bahan galian di dalam bumi berupa logam, batubara, dan lain sebagainya. Sedangkankan pertambangan merupakan kegiatan ekstraksi mineral maupun bahan tambang lainnya dari dalam bumi, sedangkan penambangan merupakan proses pengambilan material yang dapat diektraksi dari dalam bumi. Sehngga secara sederhana, perbedaan ketiganya yaitu tambang mengacu pada tempat atau lokasinya, pertambangan mengacu pada tahapannya, sedangkan penambangan mengacu pada salah satu tahapan pertambangan yang berupa pengambilan bahan galian. Pengertian Pertambangan Pertambangan adalah sebagai pekerjaan yang berkaitan dengan tambang. Dalam aktivitas pertambangan tersebut, ada salah satu proses yang disebut dengan penambangan, yaitu proses penggalian mineral bermanfaat dari permukaan bumi, termasuk laut. Mineral, dengan sedikit pengecualian, adalah zat anorganik yang terdapat di alam dengan komposisi kimia tertentu dan sifat fisik atau struktur molekul yang berbeda. Bijih adalah mineral ikatan logam atau agregat mineral logam dan gangue batuan terkait yang tidak memiliki nilai ekonomis, yang dapat ditambang untuk mendapatkan keuntungan. Cadangan mineral menunjukkan kejadian alami dari suatu mineral yang berguna, sedangkan endapan bijih menunjukkan suatu endapan mineral dalam kadar dan konsentrasi yang cukup untuk mengundang eksploitasi. Pengertian Pertambangan Menurut Para Ahli Adapun definisi pertambangan menurut para ahli, antara lain UU No. 4 Tahun 2009 tentang Pertambangan Mineral dan Batubara, Pertambangan adalah sebagian atau seluruh tahapan kegiatan dalam rangka penelitian, pengelolaan dan pengusahaan mineral atau batubara yang meliputi penyelidikan umum, eksplorasi, studi kelayakan, konstruksi, penambangan, pengolahan dan pemurnian, pengangkutan dan penjualan, serta kegiatan pascatambang. Jenis Pertambangan Adapun untuk macam-macam proses pertambangan, antara lain; Penambangan Berdasarkan Segi Skala Ditinjau dari segi skalanya, kegiatan penambangan bisa dibedakan menjadi dua, yaitu Skala besar Biasanya melibatkan perusahaan dengan banyak karyawan. Perusahaan menambang di satu atau dua lokasi besar dan biasanya tetap sampai mineral atau logam digali sepenuhnya. Contoh tambang skala besar adalah tambang Serra Pelada di Brazil yang menghasilkan ton emas dari tahun 1980 hingga 1986 dan mempekerjakan pekerja Kricher, 1997. Skala kecil Biasanya melibatkan sekelompok kecil pria nomaden. Mereka melakukan perjalanan bersama dan mencari situs yang menurut mereka akan menghasilkan emas atau logam atau mineral berharga lainnya. Penambangan skala kecil terjadi di tempat-tempat seperti Suriname, Guyana, Afrika Tengah, dan banyak tempat lain di dunia. Beberapa peneliti percaya bahwa penambangan skala kecil lebih berbahaya bagi lingkungan dan menyebabkan lebih banyak masalah sosial daripada penambangan skala besar. Kegiatan Penambangan Berdasarkan Teknik yang Digunakan Ditinjau dari teknik yang digunakan, kegiatan penambangan bisa dibedakan menjadi beberapa jenis, diantaranya yaitu Penambangan Terbuka Seperti namanya, penambangan terbuka melibatkan penambangan mineral atau bijih yang dapat ditemukan di dekat lapisan permukaan situs. Meskipun demikian, beberapa tambang bisa memiliki kedalaman lebih dari 1000 meter. Bentuk penambangan ini tidak memerlukan terowongan ke dalam bumi dan merupakan metode penambangan sederhana yang menghasilkan tingkat produksi yang tinggi. Tambang Terbuka Fimiston dan Tambang Emas Newmont Boddington adalah dua tambang terbuka terbesar di dunia, berukuran panjang lebih dari 3,5 km, lebar 1,5 km, dan kedalaman 570 m. Kedua tambang tersebut berada di Australia Barat dan menghasilkan 28 ton emas per tahun. Apa yang terjadi setelah penambangan terbuka selesai? Setelah situs ditambang untuk bijih dan mineral yang berguna, lahan tersebut biasanya diisi dengan tanah liat dan tanah dan proses rehabilitasi dimulai. Proses ini dapat memakan waktu ratusan ribu tahun untuk diperbaiki dan sebagai hasil dari penambangan, di dalam lubang tersebut akan menjadi asam dan larut ke lingkungan sekitarnya. Dalam beberapa kasus, lubang diubah menjadi area rekreasi atau digunakan kembali untuk tujuan lain. Penambangan Permukaan Penambangan permukaan dilakukan dengan menghilangkan mengupas vegetasi permukaan, kotoran, dan, jika perlu, lapisan batuan dasar untuk mencapai endapan bijih yang terkubur. Teknik penambangan permukaan meliputi Penambangan terbuka, yaitu pengambilan material dari lubang terbuka di dalam tanah, penggalian, identik dengan penambangan terbuka kecuali yang mengacu pada pasir, batu dan tanah liat; Strip mining terdiri dari pengupasan lapisan permukaan untuk mengungkap bijih / lapisan di bawahnya; dan pemindahan puncak gunung, biasanya terkait dengan penambangan batu bara, yang melibatkan pemindahan puncak gunung untuk mencapai endapan bijih di kedalaman. Penambangan bawah tanah Penambangan bawah tanah atau bawah permukaan melibatkan penggalian jaringan poros dan terowongan ke dalam bumi untuk mencapai dan mengekstraksi deposit bijih atau mineral di bawah bumi. Dibandingkan dengan metode lain, penambangan bawah tanah berdampak lebih sedikit terhadap lingkungan dan jauh lebih berbahaya bagi mereka yang bekerja di dalamnya. Di masa lalu, penambang bawah tanah menggunakan sekop, kapak, dan gerobak untuk mengambil bahan berharga dengan harga yang mahal bagi kesehatan mereka. Burung kenari sering dimanfaatkan sebagai sistem indikasi awal gas beracun di tambang karena mereka akan cepat mati karena kadar oksigen yang berbahaya. Dalam praktik modern, tambang bawah tanah telah dinilai sebelumnya untuk mengetahui tingkat toksisitas oksigennya dan sistem mesin ventilasi serta protokol tersedia untuk memastikan keselamatan tempat kerja. Selain itu, relatif terhadap bentuk penambangan lainnya, penambangan bawah tanah mengeluarkan lebih sedikit batuan sisa saat mengakses bijih. Namun demikian, prosesnya jauh lebih mahal dan sulit daripada bentuk lain. Ahli Geologi dan Insinyur Pertambangan bekerja tanpa lelah dalam menentukan metode yang paling efisien dan hemat biaya untuk mengekstraksi deposit mineral atau bijih dan bahkan sebelum ini, banyak pekerjaan dilakukan untuk menentukan apakah suatu situs kaya dengan material atau tidak. Bagaimana ahli geologi menemukan deposit bijih? Karena sebagian besar bijih permukaan telah diekstraksi di masa lalu, kelompok penambang harus mencari endapan baru di bawah tanah, meskipun, setiap kali bijih atau deposit mineral ditemukan, akan semakin sulit untuk menemukan yang lain. Secara tradisional, ahli geologi mencari di bumi untuk menemukan petunjuk, seperti kelompok besar bijih, di mana deposit besar mineral dapat ditemukan. Di zaman modern, tim ahli geologi sekarang menggunakan alat survei magnet dan gravitasi yang melihat perilaku magnet, gravitasi, dan seismik di sekitar bumi. Penambangan In-Situ Proses penambangan in situ yang jarang digunakan, ini adalah proses memompa larutan ke dalam tubuh bijih, yang melarutkan bijih dan kemudian diekstraksi dengan pompa kedua. Metode ini paling banyak digunakan dalam penambangan deposit uranium, dengan Tambang Beverey Uranium di Australia Selatan menjadi negara yang pertama kali mengoperasikan Tambang Uranium In-Situ. Larutan ini cairan lixiviant bekerja dengan mengubah pH dan tingkat Oksidasi bijih, yang menyebabkan bijih terurai dan mudah diekstraksi. Misalnya, asam sulfat umumnya digunakan saat Penambangan In-Situ untuk tembaga. Manfaat Pertambangan Industri pertambangan menjadi hal yang penting sekaligus memberikan manfaat yang beragam pada kehidupan manusia, diantaranya yaitu Jika tidak bisa ditanam, maka harus ditambang Kita perlu memulai dari pernyataan dasar Dunia modern tidak dapat berfungsi tanpa industry pertambangan; Produk mineral adalah komponen penting untuk telepon seluler, mobil, menara energi, panel surya, turbin angin, pupuk, mesin, dan semua jenis konstruksi. Sebagai contoh, menurut Institut Informasi Mineral AS, setiap tahun telepon seluler bekas di AS sekitar 130 juta mengandung hampir metrik ton tembaga, 46 metrik ton perak, metrik ton emas, 2 metrik ton paladium, dan 0,04 metrik ton platinum. Meskipun mengetahui sebagian besar bahan ini dapat didaur ulang, jumlah mineral yang dibutuhkan untuk membuat perangkat tersebut dapat dilihat dari perspektif yang ada. Pada kenyataannya, industri pertambangan hanyalah titik awal dari rantai nilai yang penting. Menurut studi lain, yang dilakukan oleh Forum Ekonomi Dunia, seluruh industri pertambangan dan logam menggerakkan ekonomi 1 triliun dolar. Industri pertambangan didorong oleh kekuatan fundamental Pertumbuhan populasi, urbanisasi, dan pendapatan akan menuntut lebih banyak bangunan, mobil, dan produk konsumen, sehingga meningkatkan kebutuhan akan produk tambang sebagai blok bangunan pertumbuhan ini. Pengganti mineral sedikit dan jarang Salah satu alasan untuk potensi penurunan kegiatan pertambangan adalah seputar penggunaan substitusi – biasanya produk mineral atau logam digantikan oleh produk lain yang berasal dari sumber lain. Misalnya logam tertentu diganti dengan serat karbon, dan batu bara diganti dengan gas atau sumber bahan bakar lainnya. Namun, secara umum, terdapat keterbatasan substitusi logam dan mineral. Banyak negara membutuhkan pertambangan tidak hanya untuk berkembang, tetapi juga untuk bertahan hidup Pertambangan adalah fondasi ekonomi bagi sejumlah negara berkembang. Menurut ICMM International Council on Mining and Metals, setidaknya 70 negara sangat bergantung pada industri pertambangan dan sebagian besar negara berpenghasilan rendah membutuhkannya untuk bertahan hidup. Studi yang sama menunjukkan bahwa di banyak negara berpenghasilan menengah ke bawah, pertambangan menyumbang sebanyak 60 sampai dengan 90% dari total investasi asing langsung. Penambangan sudah menjadi industri berteknologi tinggi dan berkelanjutan Perusahaan pertambangan teratas telah membuat dan terus melakukan investasi besar-besaran dalam teknologi terobosan, seperti sistem otonom, IoT Internet of Things dan teknologi penginderaan, rantai pasokan adaptif, simulasi, dan penggunaan drone untuk manajemen lingkungan dan produksi. Revolusi diam-diam ini tidak hanya memberikan banyak manfaat operasional, tetapi juga membantu menarik profesional baru yang tiba di pasar dan memenuhi permintaan masyarakat lokal agar penambang dapat menyediakan operasi yang berkelanjutan. Dampak Pertambangan Kegiatan pertambangan juga dapat membawa pengaruh negatif pada masyarakat, diantaranya yaitu Warga yang terpapar limbah beracun bisa sakit. Mereka bisa terserang ruam kulit, sakit kepala, muntah, diare, dan lain-lain. Faktanya, gejala keracunan merkuri sangat mirip dengan gejala malaria. Banyak orang yang tidak mampu pergi ke dokter, atau yang tinggal di desa yang tidak terjangkau dokter, seringkali tidak dirawat karena penyakitnya. Jika airnya tercemar, warga tidak bisa menggunakannya untuk mandi, memasak, atau mencuci pakaian. Jika laki-laki dalam rumah tangga adalah penambang skala kecil, ia sering meninggalkan istri dan anak-anaknya untuk mencari pekerjaan. Artinya istri dan anak harus bekerja dan menafkahi dirinya sendiri. Mereka juga harus melindungi diri dari pencuri. Sayangnya, pencurian, narkoba / alkohol, prostitusi, pemerkosaan, dan pelecehan seksual adalah sebagian dari efek pertambangan. Degradasi budaya juga terjadi di desa pertambangan. Misalnya, penambangan sering kali menghancurkan situs dan kuburan keramat. Di Guyana, acara memancing khusus yang disebut Haiari Fishing sayangnya tidak dapat dilakukan jika sungai telah dikeruk untuk mendapatkan emas. Ingat, perpindahan kerikil dan lumpur menghalangi aliran alami sungai. Akibatnya, ikan dan organisme lain mati. Contoh Pertambangan Pertambangan terjadi di banyak tempat di seluruh dunia, termasuk Di Amerika Selatan, pertambangan sangat aktif di wilayah Amazonia, Guyana, Suriname, dan negara Amerika Selatan lainnya. Di Afrika Tengah, pertambangan menghancurkan Taman Nasional bernama Kahuzi-Biega di timur Republik Demokratik Kongo DRC. Afrika Selatan juga sangat terkenal dengan penambangan berlian. Pertambangan juga terjadi di Indonesia dan Negara-negara Asia. Berikut ini ulasan singkat terkait contoh kegiatan pertambangan yang ada di Indonesia dan Guyana; Indonesia Di Indonesia, sebuah perusahaan tambang AS yang berbasis di Denver Newmont telah mengekstraksi emas sejak tahun 1996. Perusahaan ini tidak lagi menambang di wilayah ini karena dua alasan 1 pada tahun 2004, mereka mengekstraksi semua emas, dan 2 perusahaan saat ini sedang digugat oleh pemerintah Indonesia karena sengaja membuang limbah beracun, seperti arsen dan merkuri, ke Teluk Buyat. Limbah ini telah meracuni ikan di teluk. Sayangnya, inilah sumber utama protein dan mata pencaharian ekonomi mereka. Selain itu, banyak orang di wilayah ini yang mengeluh sakit kepala, sesak napas, serta ruam kulit dan tumor. Seorang bayi baru lahir lahir dengan cacat lahir dan meninggal pada usia 3 bulan. Perusahaan telah membantah melakukan kesalahan dan menyalahkan gejala dan insiden ini pada sanitasi dan gizi yang buruk. Guyana Di Guyana, terjadi penambangan skala besar dan kecil. Pada awal 1980-an, harga emas melonjak dari $ 100- $ 150 per ounce menjadi $ 700 per ons! Ini menciptakan insentif besar bagi pemerintah untuk mengizinkan perusahaan pertambangan masuk ke negara mereka. Perusahaan tambang Omai mendirikan situs seluas acre di tengah Guyana. Dari 1986 hingga 2001, perusahaan tersebut menggali 3/4 dari semua emas di Guyana. Tidak hanya perusahaan pertambangan itu menghasilkan uang dalam jumlah besar, tetapi pemerintah Guyana juga mendapat manfaat dari pendapatan tersebut; memiliki 5% saham perusahaan. Namun, pada tahun 1995 bendungan tailing, yang diisi dengan tiga juta meter kubik limbah sianida, runtuh dan tumpah ke Sungai Essequibo, sungai terbesar di Guyana. Limbah beracun dikeringkan di utara – mengekspos orang baik penduduk maupun turis lingkungan. Semua ikan di sungai mati, dan meskipun tidak ada yang mati karena paparan racun, banyak orang mengalami ruam kulit dan masalah pernapasan. Selain penambangan skala besar, penambangan skala kecil sangat populer di Guyana. Penambang mengajukan izin dari pemerintah dan menambang di lokasi yang penduduknya tidak memiliki sertifikat tanah resmi. Hal ini membuat penduduk yang tidak pernah menerima sertifikat tanah resmi dari pemerintah sangat rentan terhadap dampak lingkungan dan sosial yang merugikan dari penambangan. Penambangan skala kecil dan menengah seringkali lebih buruk daripada penambangan skala besar karena wilayahnya yang tertutup. Misalnya, Omai perusahaan pertambangan skala besar menambang hektar. Sedangkan penambang skala kecil menambang hektar, dan penambang skala menengah menambang 2 juta hektar. Nah, demikianlah artikel yang bisa kami kemukakan pada segenap pembaca berkenaan dengan pengertian pertambangan menurut para ahli, macam, manfaat, dampak, dan contohnya yang ada di Indonesia dan negara lainnya. Semoga bermanfaat
Desember 19, 2018 Pertambangan adalah sebagian atau seluruh tahapan kegiatan dalam rangka penelitian, pengelolaan dan pengusahaan mineral atau batu bara yang meliputi penyelidikan umum, eksplorasi, studi kelayakan, konstruksi, penambangan, pengolahan dan pemurnian, pengangkutan dan penjualan, serta kegiatan pasca tambang Undang-undang Nomor 4 Tahun 2009 tentang Pertambangan Mineral dan Batubara. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia KKBI, 1990, pengertian menambang adalah menggali mengambil barang tambang dari dalam tanah. Sedangkan menurut Supramono 2012, pertambangan adalah suatu kegiatan yang dilakukan dengan penggalian ke dalam tanah bumi untuk mendapatkan sesuatu yang berupa hasil tambang. Pertambangan mineral adalah pertambangan kumpulan mineral yang berupa bijih atau batuan, diluar panas bumi, minyak dan gas bumi, serta air tanah. Mineral yaitu senyawa organik yang terbentuk di alam, yang memiliki sifat fisik dan kimia tertentu serta susunan kristal teratur atau gabunganya yang membentuk batuan, baik dalam bentuk lepas atau padu. Pertambangan batubara adalah pertambangan endapan karbon yang terdapat di dalam bumi, termasuk bitumen padat, gambut, dan batuan aspal. Industri pertambangan sebagai industri hulu yang menghasilkan sumber daya mineral dan merupakan sumber bahan baku bagi industri hilir yang diperlukan oleh umat manusia di seluruh dunia. Sektor pertambangan merupakan sektor yang strategis, selain itu bagi daerah yang kaya sumber daya alamnya, pertambangan merupakan tulang punggung bagi pendapatan daerah tersebut Djajadiningrat 2007. Jenis-jenis Pertambangan Berdasarkan sistem penambangan yang dilakukan, pertambangan dibagi menjadi dua jenis, yaitu Sudrajat, 2010 Tambang terbuka surface mining. Pemilihan sistem tambang terbuka biasanya diterapkan untuk bahan galian yang keterdapatannya relatif dekat dengan bumi. Sebelum melakukan penggalian atau pengambilan bahan galian, terlebih dahulu harus melakukan pekerjaan-pekerjaan pendahuluan seperti; pembersihan rencana tambang land clearing, pengupasan tanah penutup over burden dan penggalian atau pembongkaran bahan galian digging. Tambang bawah tanah underground mining. Pemilihan metode penambangan dengan sistem tambang bawah tanah underground mining, sangat ditentukan oleh beberapa faktor teknis kondisi geologi bahan galian yang akan ditambang dan faktor pendukung lainnya. Berdasarkan pengurusan izin usaha pertambangan yang dilakukan, pertambangan dibagi menjadi menjadi tiga jenis, yaitu Sulto, 2011 Bahan galian strategis golongan A, terdiri dari minyak bumi, aspal, antrasit, batu bara, batu bara muda, batu bara tua, bitumen, bitumen cair, bitumen padat, gas alam, lilin bumi, radium, thorium, uranium, dan bahan-bahan galian radio aktif lainnya antara lain kobalt, nikel dan timah. Bahan galian vital golongan B, terdiri dari air raksa, antimon, aklor, arsin, bauksit, besi, bismut, cerium, emas, intan, khrom, mangan, perak, plastik, rhutenium, seng, tembaga, timbal, titan/titanium, vanadium, wolfram, dan bahan-bahan logam langka lainnya antara lain barit, belerang, berrilium, fluorspar, brom, koundum, kriolit, kreolin, kristal, kwarsa, yodium, dan zirkom. Bahan galian golongan C, terdiri dari; pasir, tanah uruk, dan batu kerikil. Berdasarkan jenis komoditas tambang yang diusahakan, pertambangan dibagi menjadi empat jenis, yaitu UU No. 4 Tahun 2009 tentang Pertambangan Mineral dan Batubara Mineral radioaktif. Mineral radioaktif adalah mineral yang mengandung elemen uranium dan thorium. Mineral radioaktif dibagi menjadi lima macam yaitu radium, thorium, uranium, monasit, dan bahan galian radio aktif lainnya. Mineral logam. Mineral logam merupakan mineral yang tidak tembus pandang dan dapat menjadi penghantar panas dan arus listrik. Mineral logam dibagi menjadi 59 macam yaitu litium, berilium, magnesium, kalium, kalsium, emas, tembaga, perak, timbal, seng, timah, nikel, mangan, platina, bismuth, molybdenum, bauksit, air raksa, wolfram, titanium, barit, vanadium, kromit, antimony, kobalt, tantalum, cadmium, gallium, indium, yytrium, magnetit, besi, galena, alumina, niobium, zirconium, ilmenit, khrom, erbium, ytterbium, dysprosium, thorium, cesium, lanthanum, niobium, neodymium, hafnium, scandium, alumunium, palladium, rhodium, osmium, ruthenium, iridium, selenium, telluride, strontium, germanium dan zenotin. Mineral bukan logam. Mineral bukan logam dibagi menjadi 40 macam yaitu intan, korundum, grafit, arsen, pasir kuarsa, fluorspar, kriorit, yodium, brom, klor, belerang, fosfat, halit, asbes, talk, mika, magnesit, yarosit, oker, fluorit, ball clay, fire clay, zeolite, kaolin, feldspar, bentonit, gypsum, dolomite, kalsit, rijang, pirofilit, kuarsit, zircon, wolastonit, tawas, batu kuarsa, perlit, garam batu, clay, dan batu gamping. Batuan dan batubara. Batuan adalah benda keras dan padat yang berasal dari bumi, yang bukan logam. Batuan dibagi menjadi 47 macam yaitu pumice, tras, toseki, obsidian, marmer, perlit, tanah diatome, tanah serap, slare, granit, granodiorit, andesit, garbo, periodit, basalt, trakhit, leusit, tanah liat, tanah urug, batu apung, opal, kalsedon, chert, kristal kuarsa, jasper, krisoprase, kayu terkersikan, gamet, giok, agat, diorite, topas, batu gunung quarry besar, kerikil galian dari bukit, kerikil sungai, batu kali, kerikil sungai ayak tanpa pasir, pasir urug, pasir pasang, sirtu, tanah, urukan tanah setempat, tanah merah, batu gamping, onik, pasir laut, dan pasir yang tidak mengandung unsur mineral logam atau unsur mineral bukan logam dalam jumlah yang berarti ditinjau dari segi ekonomi pertambangan. Batuan dibagi menjadi 4 macam yaitu bitumen padat, batuan aspal, batubara dan gambut. Asas-asas Pertambangan Berdasarkan Undang-undang Nomor 4 Tahun 2009 tentang Pertambangan Mineral dan Batubara, terdapat empat asas yang berlaku dalam penambangan mineral dan batubara, yaitu a. Manfaat, Keadilan, dan Keseimbangan Asas manfaat dalam pertambangan adalah asas yang menunjukkan bahwa dalam melakukan penambangan harus mampu memberikan keuntungan dan manfaat yang sebesar-besarnya bagi peningkatan kemakmuran dan kesejahteraan rakyat. Asas keadilan adalah dalam melakukan penambangan harus mampu memberikan peluang dan kesempatan yang sama secara proporsional bagi seluruh warga negara tanpa ada yang dikecualikan. Sedangkan asas keseimbangan adalah dalam melakukan kegiatan penambangan wajib memperhatikan bidang-bidang lain terutama yang berkaitan langsung dengan dampaknya. b. Keberpihakan kepada Kepentingan Negara Asas ini mengatakan bahwa di dalam melakukan kegiatan penambangan berorientasi kepada kepentingan negara. Walaupun di dalam melakukan usaha pertambangan dengan menggunakan modal asing, tenaga asing, maupun perencanaan asing, tetapi kegiatan dan hasilnya hanya untuk kepentingan nasional. c. Partisipatif, Transparansi, dan Akuntabilitas Asas partisipatif adalah asas yang menghendaki bahwa dalam melakukan kegiatan pertambangan dibutuhkan peran serta masyarakat untuk penyusunan kebijakan, pengelolaan, pemantauan, dan pengawasan terhadap pelaksanaannya. Asas transparansi adalah keterbukaan dalam penyelenggaraan kegiatan pertambangan diharapkan masyarakat luas dapat memperoleh informasi yang benar, jelas dan jujur. Sebaliknya masyarakat dapat memberikan bahan masukan kepada pemerintah. Sedangkan asas akuntabilitas adalah kegiatan pertambangan dilakukan dengan cara-cara yang benar sehingga dapat dipertanggungjawabkan kepada negara dan masyarakat. d. Berkelanjutan dan Berwawasan Lingkungan Asas berkelanjutan dan berwawasan lingkungan adalah asas yang secara terencana mengintegrasikan dimensi ekonomi, lingkungan, dan sosial budaya dalam keseluruhan usaha pertambangan mineral dan batubara untuk mewujudkan kesejahteraan masa kini dan masa mendatang. Tahapan Aktivitas Petambangan Menurut Latupono 2005, terdapat empat tahap aktivitas penambangan modern saat ini, yaitu sebagai berikut Prospecting, bertujuan untuk mencari bahan tambang yang mempunyai nilai jual mineral logam atau non logam. Exploration, bertujuan untuk mendeterminasi keakuratan cadangan bahan tambang. Pada tahap ini dilakukan studi kelayakan. Development, merupakan tahap pembukaan deposit bahan tambang untuk tahap selanjutnya yaitu produksi, pada tahap ini dilakukan a penghentian kegiatan jika pada tahap 2 tahap eksplorasi tidak layak tambang; b studi dampak lingkungan, teknologi yang sesuai, serta perizinan; c konstruksi akses jalan dan sistem transportasi; d penentuan lokasi pabrik dan fasilitas konstruksi; e pembukaan lahan bahan tambang. Eksploitation, merupakan tahap produksi bahan tambang. Daftar Pustaka Supramono, Gatot. 2012. Hukum Pertambangan Mineral dan Batu Bara di Indonesia. Jakarta Rineka Cipta. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. 1990. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta Balai Pustaka. Djajadiningrat. 2007. Pertambangan Lingkungan dan Kesejahteraan Masyarakat. Manado Universitas Sam Ratulangi. Sudrajat, Nandang. 2010. Teori dan Praktik Pertambangan Indonesia menurut Hukum. Yogyakarta Pustaka Yustisia. Sulto, Ali. 2011. Skripsi Dampak Aktivitas Pertambangan Bahan Galian Golongan C Terhadap Kondisi Kehidupan Masyarakat Desa. Bogor Institut Pertanian Bogor. Latupono, S. 2005. Tesis Kajian Kerusakan Lingkungan Akibat Penambangan Pasir dan Batu di Desa Waeheru Kec. Teluk Ambon Baguala - Kota Ambon. Yogyakarta Universitas Gadjah Mada.